Daily Archives: 9 Januari 2013

Serial 1 Apa Kata Cinta, Kenapa Ia Tumbuh

lilin-cinta

Pernahlah kita dalam satu episode perjalanan hidup memberikan perhatian yang barangkali sangat dan lebih dari yang lain. Saat pandangan kita tertuju pada sosok yang indah itu rasanya ada teste lain yang menjadi warna dan menyetir pola pikirnya. Dan memang tidak bisa dipungkiri ketertarikan yang amat kuat akan mengambil sebagian besar dari perhatian hingga termotivasi untuk mencapainya, ingin memilikinya. Kalau cinta yang berbicara tak akan habis cara, kalau cinta sudah melekat tai kucing rasa coklat.

Aduhai barang bagus pasti disayang, saat  hilang bukan kepalang, sudah usang masuk keranjang. Manusiawi dan setiap hari ada barang baru, setiap hari beralih-alih kesukaanya. Tapi tidak pada yang amat disayang, rasanya amat sayang ke lain hati. Hehehe lebay bro..

Memang manusia mempunyai fitrah, sifat dasar. Mendambakan hal-hal yang indah adalah keinginan semua orang. Yang membedakan hanya persepsinya akan keindahan pada sesuatu yang subjektif. Kecantikan rupa dan keindahan bentuk adalah  objektif. Saya tidak percaya kalau ada yang mengatakan Krisdahyanti itu tidak cantik parasnya, kalau  dudo herlino itu orang pasti menyebutnya tampan wajahnya. Yang menjadikan subjektif adalah jika kemudian orang ditanya Lady Gaga itu cantik atau tidak, maka jawabanya beragam. Fans akan mengatakan cantik atas tampilan fisiknya, tapi tetangga mengatakan amat buruk atas dasar perilakunya. Pada aspek yang lebih menyeluruh orang akan berfikir objektif

Baik, cinta muncul bukan tak diundang pulang tak diantar, bahwa dibalik peraaan cinta pasti ada sebabnya. Aku mencintaimu apa adanya itu ungkapan takut kehilangan. Melihat apa adanya dia yang begitu cantik maka kawatir kalau kehilangan. Maka yang sesungguhnya adalah aku mencintaimu karena kamu terlihat begitu cantik adanya.  Cantik menjadi syarat keberadaan cintanya, maka ketika cantiknya tidak ada, cintanya juga tidak ada. Suka makan buah salak, tak kan sampai ditelan kalau hilang manisnya, mengunyak saja sudah sepat rasanya.

Atas dasar sebab yang hanya berjangka waktu, cinta tidak pernah menjanjikan keabadian. Janjinya sehidup semati tak sampai terpisahkan lahat, esok sudah tertarik yang lain. Begitu mudahnya perasaan orang berubah kecuali atas komitmen mendalam atas sebuah hal yang berharga dalam hidupnya.

Siapa tidak tersentuh dengan kisah Ainun dan Habibie dalam rangkuman kisah romantisnya. Benar-benar menjadi contoh kisah keluarga yang hangat dengan cinta. Dalam sebuah tulisan di website kompasiana.com singkat bercerita romantis.

Tayangan “Mata Najwa” yang mengundang seorang orang yang luar biasa, orang yang begitu pintar dan brilian, orang yang sangat mencintai keluarganya, sangat mencintai istrinya dan menorehkan jasa luar biasa pada negeri tercinta. Siapa lagi kalau mantan Presiden RI, B.J. Habibie. Sebuah tema yang sangat menarik yaitu “Separuh Jiwaku Pergi” menorehkan kesan mendalam dalam hatiku.

Dengan dipandu oleh seorang pembawa acara yang cerdas, kritis, menarik menggulirkan dialog dinamis yang menggali semua informasi tentang kehidupan seorang B.J. Habibie. Seorang sosok yang pintar sejak sekolah di bangku sekolah dasar, kisah romantisnya bersama Ibu Ainun sejak pertama berjumpa sesaat kepulangan B.J. Habibie dari Jerman sampai Ibu Ainun berpulang ke Rahmatullah. Ibu Ainun sangat mencintai Pak Habibie begitu pun sebaliknya Pak Habibie pun sangat mencintai Ibu Ainun. Saat terakhir kehidupan Ibu Ainun di rumah sakit Jerman, Ibu Ainun masih memperhatikan Pak Habibie. Ketika Pak Habibie menanyakan apa yang kau takutkan, operasi? Bu Ainun menggeleng karena di mulutnya terpasang selang jadi menjawab dengan isyarat. Lalu apa yang kau takutkan, aku? Bu Ainun mengangguk. Takut aku lupa makan dan minum obat? Bu Ainun pun mengangguk kembali. Saat hidup di Jerman, Bu Ainun berperan sebagai tenaga operasional, mulai menyetir mengantar Bapak, Ilham dan Thoriq, memasak, mengurus semua pekerjaan rumah dilakukan sendiri. Walau Bu Ainun bergelar serang dokter namun beliau lebih mendedikasikan kehidupannya untuk melayani suami dan keluarganya.

Pak Habibie sangat kehilangan sosok yang ia cintai dan ia sayangi selama 48 tahun 10 hari. Setelah kepergian Ibu, Bapak serasa melihat Ibu ada di setiap sudut matanya. Ibu terlihat dimana-mana. Bapak seperti orang yang linglung, karena selama kehidupannya tidak ada satu tempat pun tanpa kehadiran Ibu. Bapak merasa separuh jiwanya telah pergi bersama kepergian Ibu. Dengan deraian air mata Pak Habibie menguraikan betapa ia sangat sedih saat Ibu pergi selamanya karena Bapak tidak pernah membayangkan akan mengalami kesedihan mendalam ketika hidup sendiri tanpa senyum manis, tubuh, sentuhan dan kasih sayang Bu Ainun. Seorang pemimpin keluarga teladan bagi istri dan anak-anaknya. Mencintai dan memberi kasih sayang yang hangat terhadap keluarga, mulai dari awal pernikahan Ibu dan Bapak membangun keluarga sakinah yang dipupuk dengan landasan rasa memiliki, bekerjasama dan saling melengkapi dengan suri tauladan yang harmonis.

Peran Bu Ainun begitu kental dalam keseharian Pak Habibie dalam menjalani rutinitasnya sebagai seorang yang sangat sibuk. Saat Bapak harus mengerjakan laporan sampai larut malam, Ibu menemani Bapak dengan membaca Al Quran minimal 1 juz per hari. Di saat Bapak memberikan laporan pertanggungjawaban di hadapan MPR, DPR saat menjabat Presden RI, Ibu memberikan kertas yang berisi cuplikan ayat-ayat AlQuran dan Ibu mengiringi dengan doa di rumah. Pak Habibie menemani Bu Ainun selama menjalani perawatan dan penyembuhan di rumah sakit tanpa sehari pun meninggalkan Ibu. Shalat pun dilakukan dengan berjamaah, Bapak menjadi imam dengan membisikan bacaan di telinga Ibu.

Secuplik kisah yang begitu menginspirasi pasangan muda (mohon maaf, yang saya maksud suami-istri dalam rumah tangga baru, bukan pasangan dalam bentuk lain). Contoh dimana cinta Ainun dan Habibie tak lekang oleh waktu sampai keriput menjalar di kulit. Atas dasar apa perasaan keduanya terjaga. Maka kita akan memperhatikan bahwa cinta Ainun dan Habibie bukan semata dibangun atas dasar perasaan suka sama suka diwaktu muda, juga bukan terlena hidup glamor maupun gila popularitas, tapi kita menyaksikan sebuah kesadaran yang mendalam bahwa keduanya sangat memahami apa yang harus dibangun dalam keluarganya yaitu cinta.

Cintanya bersemi dalam keluarga karenanya ia tidak rusak. Karena sudah dipagari oleh keyakinan mereka bahwa inilah amanah yang harus dijaga. Memandang kewajiban sebagai suami istri yang akan membangun sebuah keluarga sebagai wujud syukur atas takdir yang Allah SWT tetapkan atas mereka. Jika keberadaan cinta itu ada sebabnya, lantaran sebab yang abadi cintanya juga akan abadi. Maka cinta pasangan ini selalu segar dengan siraman syukur pada yang Maha memberi.

Apa kata cinta, “kenapa ia tumbuh?”

Sebagaimana biji, ia tumbuh saat di tanam. Akan terus tumbuh menjulang dan menjadi rindang saat disiram, akan bermekaran bunga indah saat dirawat, pada waktunya nanti ia akan berbuah dan menjatuhkan biji-bijian baru yang akan tumbuh pula. Tanamlah biji anda di tanah yang baik, maka sirami dengan teratur dan rawatlah.

Son dc terinspirasi/09/01/2013